Natal Ayah 2010
Ilustrasi: womentakingastand.blogspot.com/ |
Sebuah kabar burung yang entah datang dari mana mengatakan ayah kini tengah sibuk membuat pohon natal dari tulang belulang para pahlawan yang dibunuhnya. Natal tahun sebelumnya ayah hanya mengirim sepucuk surat kepada ibu, yang ditulis dengan penis seorang pahlawan yang berdarah-darah setelah disiksanya.
Tapi sebenarnya siapakah yang pernah berharap suatu hari kelak ayah pulang? Bahkan tidak juga kami, anak-anaknya. Sudah lama sekali, sejak ayah pergi kami tidak lagi mengingat ayah. Kecuali sesekali beberapa orang tua di kedai tuak, menceritakan tentang kebiadabannya.
Karena itu, memanglah tiada lagi yang berharap ayah mengirimkan kabar, kecuali sekadar gossip murah yang sesekali dibicarakan. Aku kira bahkan tak ada yang menginginkan ayah ada dalam sebuah sejarah.