Keluar dari Jerat Hutang

 


Oleh: Alwahono

 Seorang bijak masuk ke tempat ibadah dan melihat ada seorang pemuda duduk di pojok tampak dengan raut muka yang sedih. Kemudian orang bijak itu menghampiri,lalumenyapa dengan lembut.

“Assalamu’alaikum… “

Sang Pemuda menoleh ke arah datangnya suara. Nampak olehnya seorang pria berkulit putih bersih, berwajah tampan dengan sorot mata teduh. Buru-buru dia menjawab.

“Wa'alaikum salam...

Meski  di luar  cuaca sedang mendung, tapi wajah lelaki bijak itu oleh si pemuda seperti matahari pagi yang membawa energi hidup. Orang bijak itu lantas bertanya kepadanya.

“Apa gerangan yang membuatmu duduk bersedih di sini anak muda? Sementara umumnya pemuda pergi bekerja, ke pasar atau ke kebun ataupun melakukan aktivitas lainnya? Lalu mengapa wajahmu murung serta hatimu gudah gulana seperti ini. Kusut masai?”

Dengan sedikit ragu karena tak mengenal orang tersebut Sang Pemuda menjawab. “Aku sedang dirundung duka karena ada masalah yang tidak mampu aku selesaikan dan aku sangat berputus asa tuan.”

Suaranya bergetar. Ada rasa segan dan malu, tapi Ia berusaha mengendalikan nada bicaranya. Matanya melirik sebentar ke luar jendela. Gerimis mulai turun membasahi bumi.

“Aku mempunyai masalah perniagaan dan hutang yang sangat besar, tuan. Tidak mampu aku menyelesaikannya, sementara jatuh tempo sudah menunggu dalam hitungan hari,” lanjut pemuda itu dengan wajah yang begitu keruh. 

Orang bijak itu tersenyum mendengarkan apa yang disampaikan Sang Pemuda. Lampu ruangan rumah ibadah yang buram tak dapat menutupi aura wajahnya yang terang.

Lalu lelaki itu duduk di samping pemuda tersebut seraya menepuk bahunya. Aneh, ada perasaan tentram menyelinap ke balik qalbu si pemuda yang tadi begitu kalut.

“Begini anak muda, maukah engkau aku berikan jalan keluar dari masalahmu? Semoga itu bisa membuat hidupmu menjadi sangat mudah dan lebih baik?” kata si orang bijak.

“Sudah tentu mau tuan,” jawab pemuda itu dengan gembira. Kabut kelam yang tadi menyelimuti hatinya kini mendapat seberkas cahaya terang.

Si orang bijak lanjut berkata. “Jika begitu amalkan doa ini, dan lakukan dalam kehidupanmu sehari-hari. Baik siang maupun malam.” Senyum di wajah lelaki itu tak pernah padam. Sang Pemuda sangat berkesan.

“Untuk mencegah kita dari berhutang dan masalah di dunia, coba kamu berdoa dan amalkan ini: memohon kepada Allah jauhkan dari kesusahan dan duka cita, jauhkan dari sikap lemah dan malas, jauhkan dari sikap kikir dan pengecut atau penakut, dan jauhkan dari berhutang dan kekuasaan orang lain atas diri kita.”

Si pemuda tampak agak bingung. Dahinya mengernyit, tapi ia tetap mendengarkan petuah orang bijak itu dengan seksama.

“Ada 8 hal yang harus kau perhatikan untuk mencegah dari hidup berhutang dan gagal, yaitu: Kesusahan, Duka Cita, Lemah, Malas, Kikir, Pengecut  atau Penakut, Hutang atau berhutang, dan Kekuasaan orang lain atas diri kita.”

Si orang bijak mulai mengulas satu persatu. Dia memulai dengan membahas bagaimana seorang bisa keluar dari hutang dan kesulitan hidup dengan membangun alam bawah sadar dan mengamalkan ke-8 kunci doa di atas. Sang Pemuda pun mengangguk-angguk tanda sadar.

Pencerahan nan luar biasa di dapatkan Sang Pemuda. Matanya yang tadi keruh kini berbinar-binar. Seolah hutang telah lunas dalam pandangannya.

Semoga kita dapat memaknai nasehat orang bijak tersebut dan dapat menempuh kehidupan ini dengan kesuksesan dan ketenangan. Catatan: Penjelasan ke-8 kunci doa tersebut akan dimuat dalam tulisan berikutnya.

  

Learnotel, 10 Mei 2021 / 27 Ramadhan 1442 H

LihatTutupKomentar
Cancel