Cara Aman Traveling di Hutan Kalimantan

photo by pixabay

Anda Bosan dengan rutinitas di kota? Atau kebetulan sedang merencanakan akan liburan? Saya merekomendasikan anda kali ini liburan ke Pulau Borneo, yaitu pulau terbesar ketiga di dunia, setelah Greenland dan Papua.


Untuk yang hobi adventure  dan berpertualangan,  hutan hujan tropis  Kalimantan adalah salh satu pilihan yang tepat. Karena anda dan teman-teman anda bisa menjelajahi hutan, sungai dan mendaki bukit adalah pilihan yang  saya kira cukup menantang.

Tapi bagi anda yang baru pertama kali berpergian ke pulau yang memiliki dua nama dan terbelah menjadi tiga Negara ini, sebaiknya bacalah dulu beberapa informasi  tentang pulau ini.

Berikut  saya akan membagikan beberapa informasi serta tips yang mungkin bisa membantu anda dalam merencanakan bagaimana cara berwisata yang  aman  ke pulau Borneo berdasarkan pengalaman saya sendiri.

Borneo Jaman dahulu dan Sekarang

Pulau Borneo yang ditulis orang-orang Eropa, seperti Müller (1825) dan Dalton (1828), sudah berbeda jauh dengan kondisi Borneo jaman sekarang. 

Selain telah terbelah menjadi tiga Negara, yaitu  Malaysia, Indonesia dan Brunei Darusalam,  kini sebagian besar hutan di pulau ini pun sudah bayak dibabat, dijadikan kawasan pertambangan dan perkebunan kelapa sawit bersekala besar, selain pemukiman.

Hutan-hutan perawan yang menjadi legenda pulau ini, kini  tinggalah hutan sekunder yang ter-enclave di beberapa kawasan tertentu. Hutan yang masih cukup lebat,  terpusat di dalam kawasan taman-taman nasional saja, terutama dalam kawasan  yang terletak di perbatasan ketiga negara ini, yang disebut Heart of Borneo (HBO). Tentu saja hutan Borneo masih tetap menyimpan misteri yang menimbulkan rasa penasaran para ahli.  

Selain sebagai rumah berbagai species hewan dan tumbuhan langka, seperti Orangutan, kawasan HOB ini juga menjadi menara air terpenting bagi penduduk ketiga negara tersebut.

Nah, kalau  hutan  di kawasan ini musnah, maka seluruh sungai-sungai dan danau utama di bagian hilir Borneo akan kekeringan.  Salah satunya adalah Danau Sentarum, merupakan danau Pasang Surut terluas di Asia Tenggra dengan luas tidak kurang dari 132.000 ha.

Disinilah rumah Super Red Arwana atau Arwana Asia (Scleropages formosus) yang terkenal itu berikut 290 jenis ikan air tawar dan berbagai jenis fauna dan flora indemik lainnya.

Danau ekosistem lahan basah ini  terletak di antara gunung-gunung dan rimba Taman nasional Betung Kerihun, persis dekat perbatasan  antara Negara Indonesia dengan Malaysia, tepatnya di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat.   

Nah, bagi anda yang ingin mencari hutan dan kehidupannya yang unik dan tiada duanya di dunia, ke tempat inilah  salah satunya anda harus pergi. Tapi hati-hati jangan sampai tersesat, lo!.


Mencari  Guide Orang Lokal

Meskipun mungkin anda sudah menyewa jasa tour and travel serta disediakan guide oleh perusahaan tersebut, saya masih mengajurkan anda untuk guide atau kontak orang lokal.

Bagi anda yang belum bisa berbahasa Indonesia, anda bisa  sebaiknya mencari orang lokal yang bisa berbahasa Inggris.  Mengapa saya menyarakankan  orang lokal atau pribumi?

1.     karena dia bisa menjadi penterjemah anda dalam bahsa setempat (biasanya bahasa melayu dan Dayak. Sebagai catatan,  ada sekitar 405 subsuku Dayak di Kalimantan (Tjilik Riwut, 1979). Nah suku-suku inilah yang paling banyak tinggal di dalam dan di sekitar hutan pulau Borneo, termasuk di HoB tadi.


2.     Orang lokal, terutama suku Dayak  memiliki skill yang sama dengan  suku orang Indian di Amerika, seperti yang diceritakan oleh Karl May di bukunya Winnetou. Mereka adalah pemburu  yang handal dan  ahli dalam membaca jejak. Saya jamin anda tidak akan tersesat di hutan!


3.     Selama berpetualang bersama guide lokal anda tersebut, anda bisa belajar kearifan lokal Dayak , dan cara mereka survival hidup hutan,  karena anda juga tahu di hutan tidak ada Indomaret, Alfamart, atau Seven Eleven bukan?


4.     Belajarlah mengenali seluruh isi hutan,  mengambil berbagai jenis buah-buahan, dedaunan, dan jamur  hingga jenis hewan yang bisa dimakan bahkan untuk obat-obatan jika anda tiba-tiba sakit di perjalanan. Ohya, bagi orang Dayak Hutan adalah Supermarket organik yang mereka kelola secara berkelanjutan.


Monyet dan hutan pun bisa menjadi guide
Tapi jika Anda tetap nekad adventure sendiri atau anda tidak menemukan guide orang lokal yang tepat. Anda bisa minta Orangutan dan monyet, dan hutan itu sendiri menjadi guide anda.  Ini serius!

Saya belajar tentang hal ini dari seorang tetua Dayak Iban di Ngaung Keruh, Kapuas Hulu tahun 2009 lalu.

Misalkan jika di perjalanan anda kehabisan bahan makanan, maka lihatlah kebiasan monyet atau Orangutan.  Kedua species ini tidak pernah keracunan walau pun tidak punya periuk dan kuali untuk memasak bukan?  Maksud saya, Anda bisa makan buah-buahan dan dedaunan yang dimakan monyet atau orang utan untuk bertahan hidup.

Kalau haus dan tak menemukan sungai yang bersih, potonglah akar hutan yang tergantung menjuntai dari atas pohon atau pohon bambu. Kelak orang-orang mengenalnya dengan sebutan akar bajakah.

Dari dalamnya akan keluar air mineral yang bisa diminum,  bahkan orang Dayak menggunakan air dari akar menjuntai itu untuk obat sakit perut dan sakit batuk.

Tips terakhir yang saya bagikan agar anda tidak tersesat di dalam hutan.  Pertama anda pergilah mencari sungai, dan ikuti arah sungai itu sampai ke hilir, maka biasanya anda akan menemukan ladang bahkan pemukiman Dayak.   

Atau jika handpphone, kompas dan semua peralatan navigasi anda hilang, carilah lumut yang  tumbuh di batang-batang pohon. Lumut yang tebal hijau  menunjukan arah Timur, sedangkan  bagian yang lumutnya kurang tipis menunjukan Barat.  Mengapa demikian? Sebab lumut yang tebal dikarenakan banyak disinari matahari, dan lumut yang tipis menunjukan sedikit disinari matahari.

Demikian tips sederhana dari saya, selamat berpetualang!


LihatTutupKomentar
Cancel